Ditulis oleh Dessy Irawati, PhD FeRSA (Fellow of Regional Studies Association).
Perpaduan disiplin (multidisciplinary studies) di dalam proyek penelitian 10 tahun terakhir ini memang sudah menjadi keharusan (necessity) bagi suatu universitas, bisnis, dan pemerintah. Hal ini dikarenakan karena masalah di era abad 21 semakin rumit, dinamis, dan membutuhkan pendekatan yang kompleks, bukan hanya dari ilmu eksakta (STEM-Science, Technology, Engineering and Maths), tetapi juga ilmu humaniora, seni, sosial, termasuk bisnis dan hukum (Humanism, arts, social sciences, law, and business). Oleh karena itu, dalam artikel ini, saya hendak berbagi pengetahuan mengenai penyerapan dan penerapan perpaduan disiplin ilmu dalam kapasitas saya sebagai seorang akademisi, peneliti, sekaligus entrepreneur yang bergeral dibidang konsultasi pendidikan tinggi, inovasi, dan bisnis manajemen.
Disiplin ilmu yang saya serap pertama kali memang ekonomi. Spesifikasi saya adalah ekonomi strategis dan internasional bisnis. Seiring dengan perjalan penyerapan ilmu ini, saya memperdalam kajian makro dan mikro ekonomi dalam perkembangan studi pembangunan di kawasan ASEAN yang selalu menjadi sorotan dan titik pangkal riset saya. Pendalaman untuk proses penyerapan ini baru sebatas teori dan pengayaannya saja, dimana pada proses ini, saya hanya bersifat knowledge user (pengguna ilmu pengetahuan).
Untuk lebih mempertajam pengetahuan teori, pendalaman, dan praktek, maka diperlukan suatu proses lagi, yaitu research atau penelitian. Dalam hal ini kita berperan sebagai knowledge creator. Dimana tahap ini merupakan tahap yang membutuhkan proses training, pengalaman, dan pergumulan dinamika ilmu dan praktek yang tidak singkat. Saya menggunakan perpaduan disiplin ilmu di bidang strategic management, international business, economic geography dan regional studies dalam setiap kajian studi yang diberikan kepada saya terutama dalam bentuk research project. Tahap inilah yang saya dalami selama 10 tahun di Inggris Raya, dengan bekerja sama dan dibimbing langsung oleh para pakar yang bertindak sebagai supervisor dan akhirnya menjadi kolega riset sampai dengan saat ini, yaitu Prof. David Charles, pakar inovasi dan economic geography dari Eropa, dan Prof. Henry Etzkowitz, penemu theory Triple Helix dan sosiolog tersohor dari Stanford University di Amerika Serikat.
Prof. Henry Etzkowitz Prof. David R. Charles
Selanjutnya, fokus saya berikan terutama kepada bidang economic geography yaitu suatu perpaduan cabang ilmu dari geografi dan ekonomi dalam memahami suatu fenomena sosial, terutama masalah industri, perdagangan, studi pembangunan, dan studi kawasan. Ini pun bisa dipecah lagi menjadi sub-study yang lebih spesifik lagi yaitu: studi inovasi, entrepreneurship, knowledge transfer, knowledge economy, clusters, knowledge flow, triple helix, dan yang terkait lainnya.
Oleh karena itu, aktiflah saya disuatu organisasi keilmuwan yang bernama Regional Studies Association yang berpusat di Inggris Raya dan sekarang juga mempunyai cabang di Amerika Serikat yaitu di UCLA. Organisasi ini merupakan forum internasional bagi akademisi, bisnis, pemerintah, dan masyarakat untuk saling bertemu, berdiskusi, bertukar pikiran, dan melakukan kegiatan di bidang riset, infrastruktur, dan hal lain yang terkait. Oleh karena itulah, penggunaan gelar bergengsi FeRSA (Fellow of Regional Studies Association) diberikan kepada saya sejak 2011, karena dianggap telah memberikan kontribusi yang signifikan di bidang economic georgraphy dan regional studies, namun juga kepada komunitas akademis, pemerintah, dan masyarakat umum.
www.regionalstudies.org
Oleh karena itu, sampai dengan saat ini, saya aktif untuk menggunakan multidiciplinary research dalam setiap kegiatan akademis dan bisnis yang berkaitan dengan ekonomi. Namun, ada baiknya juga bagi Anda yang sedang menempuh master dan PhD untuk tetap dan wajib mengetahui apa core dicipline yang sedang anda tempuh. Karena itu merupakan dasar dan pegangan utama Anda didalam melanjutkan karier ke jenjang yang lebih tinggi, entah sebagai akademisi, bisnis,ataupun pegawai pemerintah. Penempuhan jenjang pendidikan selayaknya seperti sebuah piramid, dimana fondasi yang paling dasar adalah pengetahuan umum (level S1), pengetahuan spesifik (level S2), dan pengetahuan fokus (level S3).
Untuk memperjelas pengetahuan tentang perpaduan ilmu ini, resensi buku dan jurnal terbaru dari keterpaduan studi yang saya gunakan:
1. Merupakan buku terbaru yang akan terbit di bulan Juni 2014, mengengai studi inovasi dan derivasinya. Buku ini merupakan buku series dari Regions and Cities dari penerbit akademik bergengsi Routledge. Detail mengenai buku ini tersedia di http://www.routledge.com/books/details/9780415859479/
2. Merupakan buku studi bisnis, inovasi, ekonomi, dan studi kawasan di ASEAN-5 (Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, dan Brunai Darussalam). Buku ini merupakan series juga dari Routledge, di bidang modern world economy. Detail dapat dilihat di http://www.routledge.com/books/details/9780415642477/
3. Merupakan buku mengenai proses supply-chain di automotive industry, knowledge transfer, cluster studies, dan pendekatan internasional bisnis analisa mengenai perkembangan wilayah dengan adanya MNEs (perusahaan multinasional) dan SMEs (perusahaan menengah dan kecil). Detail mengenai buku ini tersedia di http://www.routledge.com/books/details/9780415704076/
4. Buku mengenai green economy di Indonesia, studi kasus, teori, dan penerapannya dalam mengatasi kompleksitas tantangan dan solusi untuk Indonesia. Detail tersedia di http://www.amazon.com/Green-Economics-Indonesia-Dessy-Irawati/dp/1907543821
5. Special issue: Innovation policy as a concept for developing economies: renewed perspectives on the Triple Helix system. Volume 27, Number 4, August 2013, ISSN 0950-4222. Mengenai Kebijakan dan paradigma terbaru mengenai penerapan konsep Triple Helix di Negara-Negara berkembang. Detail terdapat di http://www.triplehelixassociation.org/publications
6. International Journal of Green Economics 2013 Vol. 7 No. 1, Special Issue on the Green Economy for Sustainable Development In Indonesia. Mengenai perkembangan teori dan isu green economy di Indonesia. Detail terdapat di http://www.inderscience.com/info/inarticletoc.php?jcode=ijge&year=2013&vol=7&issue=1