Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional menghadiri acara Musyawarah Perencanaan Nasional IPTEK 2014 yang diadakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi (Menristek) dalam rangka memperingati hari nasional Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Peringatan yang memasuki tahun ke 19 tersebut mengambil tema “ Inovasi Pangan, Energi, dan Air untuk Daya Saing Bangsa”.
Panitia acara tersebut menjelaskan kenapa mengangkat isu berkaitan dengan Pangan, Air dan Energi. Karena Indonesia akan mengalami krisis dalam tiga bidang tersebut seperti halnya negara-negara lain yang saat ini sedang mengalami krisis.
Musrennas dihadiri oleh 400 kurang lebih peserta dari pusat maupun daerah dari lembaga-lembaga pemerintah, kementrian maupun non kementrian, perguruan tinggi, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
Acara diawali dengan laporan dari Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek sebagai ketua Musrennas yang dilanjut dengan peluncuran Decision Supporting System (DSS) sekaligus kata sambutan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia sebagai pembuka acara Musrennas.
Dalam rangkaian acara yang diterima oleh peserta pada Musrennas Iptek 2014 tersebut panitia menghadirkan dua narasumber utama yaitu Ketua Bappenas Prof. Dr. Armida Alisjahbana SE, MA dan Prof. Dr. Ing BJ Habibie.
Pembicara kunci pertama mengangkat topik “IPTEK dan Inovasi dalam Perencanaan Pembangunan Nasional”, dalam pemaparannya Prof. Dr. Armida Alisjahbana menyebut beberapa poin permasalahan seperti dalam indikator pendidikan misalnya, kualitas pendidikan rendah terutama pada PTS begitu juga cakupan kurikulum dan relevansinya yang kurang sesuai dengan pasar kerja.
Armida menyebut sembilan hal dalam agenda pembangunan paska 2015 diantaranya; a). Poverty eradication, bulding shared prosperity and promoting equality, b). Sustainable agriculture, food security and nutrition, c). Helathy life at all ages for all, d).Education, e). Water & sanitation, f). Energy, g).Economic growth, employment, and infrastructure, h). Induztrialization and promoting equity among nations.
Selain pemaparan dari pembicara kunci dalam Musrennas tersebut juga diadakan sidang komisi dari tiga bidang; Energi, Pangan dan Air.
Pembicara kedua yang disampaikan oleh Prof. Dr. BJ Habibie, menyebut jika Indonesia ingin maju maka harus dapat bersaing di pasar regional dan pasar global. Kemudian dapatkah dan bagaimana cara kita mendapatkan sumberdaya manusia yang handal, hal tersebut hanya bisa dimiliki jikalau sumberdaya manusia kita dapat; saling menghormati budaya dan agama masing-masing, merdeka, menghormati kebebasan dan bertanggung jawab. Pungkas Habibie.
Disamping membahas masalah sumberdaya manusia, Presiden Indonesia ke 3 tersebut juga menyebut bahwa Iptek mempunyai peran vital dalam perkembangan bangsa, terutama bagi Indonesia sendiri.
“karena tak mungkin bangsa (Indonesia) ini akan berkembang tanpa pengetahuan dan penguasaan iptek,” kata Habibie dalam pidato penutup acara Musyawarah Perencanaan Nasional (Musrennas) Iptek 2014 di Gedung BPPT Jakarta, Jum’at.
“Indonesia memiliki kurang lebih enam ribu jenis tanaman yang bisa dijadikan obat-obatan. Itu bisa diselaraskan dengan (ahli) penyakit daerah tropis seperti nyamuk malaria dan demam berdarah,”
Selain itu kata Habibie, dengan luas yang melimpah Indonesia bisa mengolah swasembada pertanian, bila hal tersebut didukung pula dengan iptek dibidang pertanian.
“saya ingin anda mendalaminya,”saran Habibie kepada para peneliti yang hadir disela-sela acara tersebut.
Meski dalam kondisi sakit, Habibie tetap semangat dan enerjik dalam membawakan pidatonya dengan suara agak serak. Habibie pada kesempatan tersebut mengenakan selendang almarhum istinya, selendang tersebut merupakan salah satu dari dua selendang almarhum istrinya yang selalu ia bawa kemanapun Habibie pergi.