Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional pada tanggal 15 November 2014 telah menyelenggarakan Forum Diaspora Indonesia 2 di Berlin. Acara ini didukung oleh PT. BANK BNI Persero tbk cabang London dan KBRI Berlin serta bekerjasama dengan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia-Jerman, Indonesia Diaspora Network dan Indonesisches Kultur und Weisheitszentrum. Hadir dalam acara tersebut sekitar 200 diaspora Indonesia di Jerman dan dari negara-negara Eropa (Belanda dan Swedia). Dalam acara Forum Diaspora Indonesia yang kedua ini diselenggarakan forum diskusi, basar, pameran buku dan workshop diaspora menulis. Dalam forum diaspora Indonesia kali ini yang menjadi nara sumber kehormatan adalah Dr. Dino Patti Djalal (Former Deputy Minister of Foreign Affairs), Dr. Dessy Irawati, FeRSA ketua umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, dan Nungki Indraty, General Manager BNI London. Selain itu hadir narasumber diaspora Indonesia dari Duisburg, Braunschweig, Stuttgart, München, Amsterdam dan Berlin. Melalui percakapan telefon, Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Dr. Anies Baswedan, menyampaikan sambutannya dan berdialog dgn peserta. Beliau mengutarakan pentingnya perbaikan sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar.
Tema utama yang diangkat tahun ini adalah peran diaspora Indonesia dalam mensukseskan pendidikan nasional. Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Dr. Ing. Fauzi Bowo, mengatakan bahwa diaspora Indonesia merupakan aset bangsa yang besar, baik dari segi intelektual dan ekonomi. Sementara itu, Dino Patti Djalal mengatakan pentingnya network antar diaspora Indonesia dan perlu adanya perhatian pemerintah yang lebih besar kepada Diaspora Indonesia misalnya dibentuk suatu direktorat khusus dan penanganan isu kewarganegaraan.
Dino P. Djalal juga menekankan diaspora Indonesia untuk tidak aktif dalam percaturan politik di Indonesia. Dr. Dessy Irawati mengatakan perlunya sinergi antar organisasi masyarakat keilmuwanan untuk bersama-sama mensukseskan proyek pembangunan di Indonesia. Narasumber diaspora Indonesia di Jerman yang memaparkan diskusi bertema pendidikan adalah Astha Ekadiyanto, Dr. Ing. Hutomo Suryo Wasisto, Dipl. Ing. Jenny Santoso dan Riana Amretasari. Mereka bekerja di perguruan tinggi atau industri di Jerman di profesinya masing-masing. Diskusi panel dipandu oleh Dr. Supriyanto. Pada sesi diskusi kedua, perwakilan dari Indonesia Diaspora Network Task Force Culinary, Renu Lubis, menekankan perlunya strategi pemasaran yang lebih baik untuk makanan khas Indonesia. Diaspora Indonesia dari Braunschweig, Admi Landri Schlüter, memberikan informasi tentang kerjasama penanganan sampah di Sumatera Barat. Sementara itu Stephanie Larassati dari diaspora Indonesia di Berlin memaparkan proyek pembuatan museum mengenang peristiwa Mei 1998. Dalam sesi paralel, diselenggarakan workshop diaspora menulis dalam rangka mensukseskan Pameran buku Frankfurt tahun 2015, di mana Indonesia merupakan mitra pameran tsb. Workshop diikuti oleh sekitar 15 peserta dan dibimbing oleh ketua umum I4, Dr. Dessy Irawati dan Prof. Agus Rubiyanto, atase pendidikan dan Kebudayaan di Berlin.
Acara Forum Diaspora Indonesia kali ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian, pemutaran film pendek karya diaspora Indonesia, book lounge, dan doorprize tiket Jerman – Indonesia dan Berlin – Barcelona.