VIVAnews – Peneliti Penemu teknologi Long Term Evolution (LTE) asal Indonesia, Khoirul Anwar, telah mendapatkan kemapanan sebagai peneliti di Jepang. Di sana ia meneliti untuk Japan Advanced Institute of Science and Technology School of Information Science (JAIST).
Peneliti kelahiran Kediri itu sudah 12 tahun menetap terakhir di negeri Sakura, untuk mendalami ilmu dan bekerja di sana. Namun demikian, tanah air selalu menyimpan rindu. Khoirul mengaku ingin berkarir di dalam negeri.
“Tahun ini, saya sebenarnya ingin pulang ke Indonesia. Di sini ada CPNS, saya ditawari jadi dosen di ITB,” ungkap Khoirul ditemui kemarin malam sesaat sebelum Penghargaan Achmad Bakrie X11 2014 di Jakarta. Namun keinginan itu harus tertunda. Pasalnya saat jadwal ujian CPNS beberapa waktu lalu, ia tak sempat mengikutinya dengan alasan sedang di tidak di dalam negeri. “Tapi pas ujian, saya lagi di Mekkah, jadi nggak lulus ujian,” ungkapnya.
Gagal dalam CPNS, Khoirul menyatakan tetap ingin pulang dan mengabdi ke Indonesia. Saat kembali nanti, ia ingin menularkan ilmu yang didapatnya untuk pengembangan riset. “Ya suatu saat saya ingin, pulang dengan networking yang banyak ke Indonesia, bikin suatu pusat riset untuk telekomunikasi. Dari situ lahir riset masa depan,” imbuh doktor jebolan Nara Institute of Science and Technology, Jepang.
Ia juga mengaku saat ini ia merasa lebih bisa berkontribusi dari luar negeri. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, meneliti di Jepang lebih mendapatkan dukungan ekosistem penelitian. “Di sana tingkat kepastian kesejahteraan tinggi, karir kita cepat naik, achievement dihargai. Evaluasi jelas. Update achievement tiap tahun,” bebernya.
Saat ini ia lebih memilih merekrut mahasiwa jebolan S1 dari Indonesia yang bertalenta, untuk dipromosikan di Jepang dan jaringannya. Ia mengungkapkan saat ini, ia sudah merekrut tiga mahasiswa dalam negeri. “Saya ajak mahasiswa Indonesia ke sana dan saya gaji. Kan di sana, kita apply project ke pemerintah (Jepang), tapi uangnya untuk gaji mahasiswa itu,” kata peneliti jebolan S1 Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung itu. Ia berharap dengan menimba ilmu di negeri Matahari Terbit, mahasiswa Indonesia bisa menemukan teknologi terkini di dunia.
“Jangan meneliti yang sudah ada di jurnal, nanti ketinggalan jauh nanti,” tambahnya. Saat ditanyakan kapan rencana mudik ke Indonesia, Khoirul susah menjawabnya. Ia mengatakan masih ingin mendalami ilmu dan mencari jaringan sebanyak-banyaknya sebelum pulang ke tanah air.
“Mungkin 20 tahun lagi sepertinya,” jawabnya dengan senyuman. Khoirul merupakan penemu teknologi LTE. Temuan Khoirul yaitu peningkatan kecepatan transmisi secara dramatis dalam sistem komunikasi jaringan nirkabel. Ia menemukan teknik memakai dua pasang fast Fourier transform (FFT), yang sebelumnya menggunakan satu pasang FFT.
Inovasi ini mampu menghemat daya transmisi dan membantu menghasilkan kecepatan tinggi komunikasi nirkabel. Konsepnya itu telah menjadi standar international dan diadopsi untuk teknologi LTE. Atas kontribusinya IT, tahun ini ia mendapatkan gelar peneliti muda berprestasi dalam Penghargaan Achmad Bakrie XII 2014.
Sumber: Viva News