dr. Taruna Ikrar (University of California School of Medicine, Irvine, USA).
KabariNews – Hidup di era digital sekarang ini, kita tidak bisa lepas dari teknologi informasi dan komunikasi yang begitu canggih. Internet dan telepon seluler (smart phone) saja telah memudahkan aktivitas kita sehari-hari. Namun, seperti halnya dua mata pisau, teknologi canggih tersebut juga memiliki sisi yang bisa menjadi negatif, terutama bila kita luput menyiasati jerat video game atau internet game. Lindungi keluarga kita sekarang juga!
Banyak manfaat positif yang dapat dipetik dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Terlebih di era nanoteknologi seperti sekarang. Tidak ada lagi kendala geografis dengan sarana teknologi komunikasi. Kita dapat berinteraksi tanpa hambatan ruang dan waktu. Teknologi membuat dunia ini ibarat sebuah desa saja, a global village.
Namun, kita harus mewaspadai dampak negatif di balik kecanggihan teknologi juga, terlebih saat kita tidak mampu mengontrol diri. Dalam hal ini yang berkaitan dengan permainan (game) yang dikenal dengan istilah Game Addiction.
Kecanduan game secara berlebihan (compulsive game) ini sama berbahaya dan menyeramkan seperti kecanduan alkohol atau obat terlarang. Bahkan ditengarai oleh para ahli kejiwaan, ketergantungan atau kecanduan terhadap game ini dapat menjadi pintu masuknya berbagai penyakit jiwa, sekaligus merusak tatanan kehidupan sebagai pribadi maupun makhluk sosial.
Ketergantungan permainan game juga berhubungan secara signifikan dengan gangguan kesehatan fisik, seperti sulit tidur, prestasi menurun, kekurangan gizi, dan gangguan mental lainnya. Sebuah studi di Norwegia yang dilakukan University of Bergen telah menemukan keterkaitan antara game dan masalah kesehatan umum.
Kemudian sebuah studi yang dilaporkan pada 2009 oleh Pusat Kesehatan Mental dan Kesejahteraan di Toronto, Ontario menunjukkan, hampir 10% dari 9.000 siswa yang disurvei dari Kelas 7 sampai 12 mengalami game addiction. Bahkan sebuah artikel dipublikasikan di Journal Pediatrics menemukan hubungan antara anak-anak yang bermain video game atau menonton televisi lebih dari dua jam sehari menghadapi hal tersebut sebagai faktor yang mendasari masalah mental.
Berbagai Jenis Kecanduan Game:
Yang patut ditengarai orang tua sedini mungkin adalah menangkap gejala- gejala kecanduan terhadap video/ internet game yang tampak secara kasat mata. Seseorang dikatakan berada pada tingkat kecanduan apabila ia sampai mengabaikan hal-hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Jadi malas sekolah atau bekerja, mengisolasi diri dari pergaulan, lupa mandi dan menjaga kesehatan pribadi. Berat badan bertambah atau turun dengan signifikan serta kurang tidur. Akibatnya, kualitas hidupnya pun merosot dan produktivitas menurun. Lebih mengenaskan lagi, perkembangan kejiwaannya terganggu.
Seperti telah diurai sebelumnya, ciri-ciri seseorang yang masuk dalam kategori kecanduan game apabila ia bermain video/internet game secara kompulsif, berjam-jam bermain dalam sehari, mengalami isolasi sosial, suasana hatinya berubah dan daya imajinasinya berkurang, serta cenderung hiper-fokus terhadap pencapaian dalam permainan game. Ia juga mengesampingkan peristiwa lain dalam hidupnya. Berdasarkan studi, ia telah menemukan salah satu contoh ekstrem. Seorang anak 17 tahun bermain game tanpa putus selama 15 jam, melewatkan makan dan berhenti bermain ketika ia pingsan.
Menanggapi permasalahan ini, American Psychiatric Association (APA) mengelompokkan, bahwa kecanduan game sebagai salah satu manifestasi dari gangguan mental “Disorder Gaming Internet”. Sama impulsifnya dengan perjudian yang sulit sekali dikontrol. Para peneliti juga menemukan indikasi, bahwa kecanduan memainkan video game telah meningkatkan derajat kekerasan di tengah masyarakat, berupa perilaku yang agresif dan sikap bermusuhan. Bahkan sebagian kelompok ahli jiwa mengidentikkan penggunaan video/ internet game yang berlebihan memiliki beberapa atau semua gejala kecanduan akibat obat dan kecanduan psikologis lainnya.
Kriteria Game Addiction
Berdasarkan rujukan APA, kini dirumuskan adanya 9 kriteria dan tingkatan karakteristik gangguan internet game:
1. Pre-addiction. Kondisi di mana seseorang menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang permainan, bahkan ketika dia sedang tidak bermain.
2. Withdrawal, kondisi di mana orang tersebut gelisah, mudah marah, murung, cemas atau sedih ketika mencoba untuk mengurangi atau menghentikan bermain game atau ketika ia tidak dapat bermain.
3. Tolerance di mana seseorang yang senantiasa merasa perlu bermain, lalu meningkatkan jumlah waktu dalam bermain, serta memainkan game yang lebih.
4. Reduce/stop. Seseorang merasa harus bermain sedikit, tetapi tidak dapat mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game.
5. Give up. Ia menghentikan kegiatan lainnya demi permainan game, kehilangan minat atau mengurangi partisipasinya dalam kegiatan rekreasi lainnya, yaitu menjalankan hobi dan kumpul-kumpul dengan teman.
6. Continue. Terus bermain, meskipun tahu akan mendapatkan masalah atau konsekuensi negatif dari bermain game tanpa henti. Sebut saja, tidak cukup tidur, terlambat ke sekolah/kerja, menghabiskan terlalu banyak uang, memiliki argumen dengan orang lain, atau mengabaikan tugas penting.
7. Deceive. Seseorang akan berbohong kepada keluarga, teman atau orang lain tentang berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk permainan, atau menjaga agar keluarga dan teman-teman tidak tahu perilakunya dalam bermain game.
8. Escape, melarikan diri dari suasana hati yang buruk. Permainan dianggap dapat menolongnya lari atau melupakan masalah pribadi, dan meringankan perasaan tidak nyaman, seperti rasa bersalah, cemas, tidak berdaya atau depresi.
9. Risk. Orang tersebut senantiasa bermain walaupun tahu risiko yang terjadi, seperti kehilangan hubungan yang signifikan, atau kesempatan kerja, pendidikan atau karier akibat bermain game.
Jika, Anda mengalami salah satu kondisi di atas, menurut APA, sebaiknya berkonsultasi pada ahli jiwa untuk mendapatkan pertolongan segera, agar tidak terjerumus lebih jauh ke efek negatif dari game addiction tersebut.
Ikhtiar Mencegah Game Addiction
1. Perlunya perhatian publik dan pendidikan formal dalam memberi kesadaran masyarakat dalam mengontrol berkembangnya berbagai Internet Game yang bisa berefek terhadap kesehatan individu dan masyarakat luas.
2. Perlunya orang tua sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap perkembangan kejiwaan anak untuk mengontrol buah hatinya agar tidak terjebak dalam permainan game yang membuatnya tergantung atau mengalami deviasi perkembangan kepribadian anak.
3. Media massa diharapkan dapat memengaruhi masyarakat luas dan mengingatkan tentang penting dan urgensitas Game Addiction.
Sebagai informasi, kita tilik apa yang dilakukan oleh negara-negara di dunia dalam mencegah dan merehabilitasi kecanduan game. Beberapa negara di antaranya, Korea Selatan, China, Belanda, Kanada, dan Amerika Serikat telah menanggapi ancaman kecanduan video game dengan membuka pusat pengobatan.
Sumber: KabariNews